Saat ini, aktor-aktor gerakan sosial, khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), masih terbelah dalam menyikapi beragam persoalan bangsa. Mereka perlu bersatu dan bekerja lebih keras untuk menjadi kekuatan politik yang berpengaruh, yang mampu mempengaruhi masyarakat dalam memperjuangkan hak-hak dasar yang sering diabaikan oleh negara. Menyadari hal ini, Kurawal mendukung Rumah Pengetahuan Amartya dan Social Movement Institute (SMI) melalui program bertajuk ”Penguatan Oposisi Politik untuk Gerakan Sosial” yang bertujuan menyatukan berbagai aktor gerakan, termasuk akademisi agamawan, dan mahasiswa, dalam menghadapi isu-isu seperti HAM, buruh, agraria, dan lingkungan.
Salah satu pencapaian dari program ini adalah penyelenggaraan Sekolah Politik Porgresif yang sukses menyambungkan berbagai aktor gerakan sosial, tak hanya dari DIY tetapi juga daerah lain. Program ini juga berkontribusi pada pembentukan Komite Politik di berbagai wilayah dengan manifeto oposisi politik yang jelas. Selain itu, Amartya dan SMI juga menghasilkan penelitian dan modul sebagai produk pengetahuan bagi gerakan.
Keberhasilan ini tak lepas dari kuatnya jaringan di akar rumput yang dibangun oleh Amartya dan SMI, kekuatan wacana oposisi yang menginspirasi aktor-aktor gerakan, serta situasi nasional yang relevan. Dengan konsistensi dan mobilisasi yang organik, program ini telah memperkuat gerakan oposisi terhadap rezim yang semakin otoriter dan korup, serta melampaui ekspektasi dalam mempengaruhi persepsi masyarakat untuk memperjuangkan hak-hak mereka yang terampas.
-----
Baca – Penelitian ”Terperangkap Jaring Laba-Laba: Tantangan Gerakan Mahasiswa Pasca Orde Baru”

Ikuti Rumah Pengetahuan Amartya dan Social Movement Institute di Instagram untuk mendapatkan informasi terbaru tentang inisiatif mereka memperkuat gerakan sosial, khususnya bagi orang muda.