Bagikan Artikel
Di tengah derasnya arus informasi dan maraknya konten sensasional, jurnalisme kepentingan publik hadir sebagai mercusuar penting bagi akuntabilitas dan kebenaran. Jurnalisme semacam ini, sebagaimana didefinisikan oleh Charitable Journalism Project, biasanya berfokus pada kerja-kerja investigasi atau liputan yang terkait topik-topik penting bagi demokrasi, sekaligus menjadi suara bagi kelompok yang terpinggirkan dan diabaikan.
Pasca reformasi, kebebasan pers seolah-olah telah terbuka dan memungkinkan informasi dapat tersampaikan dengan akurat ke masyarakat. Nyatanya, dominasi oligarki media tetap menjadi hambatan besar. Sebagian besar media arus utama dimiliki segelintir kelompok yang memiliki hubungan erat dengan kekuasaan dan korporasi, sehingga mengurangi independensi mereka.
Kehadiran media independen menjadi harapan baru bagi demokrasi Indonesia. Media-media ini, yang tersebar hingga pelosok daerah, berperan penting dalam mengawasi pembangunan lokal dan melaporkan isu-isu yang tidak diangkat oleh media arus utama. Meski demikian, tantangan besar tetap ada, mulai dari keberlanjutan finansial hingga ancaman keamanan.
Untuk memastikan keberlanjutan jurnalisme kepentingan publik, diperlukan dukungan dari masyarakat, akademisi, dan donor. Selain itu, membangun jaringan antar-media dan memperkuat solidaritas menjadi langkah penting dalam menghadapi tantangan ini. Pertanyaannya, mampukah kita menciptakan lingkungan yang lebih kondusif bagi keberlangsungan media independen yang terus mengusung kepentingan publik?
Judul | : | Public Interest Media Camp: Jurnalisme Kepentingan Publik Sebagai Masa Depan Demokrasi di Indonesia |
Penulis | : | Yayasan Kurawal |
Penerbit | : | Yayasan Kurawal |
Jumlah Halaman | : | 19 halaman |
Tahun Terbit | : | 2023 |
Bahasa | : | Indonesia |